Rabu, Mei 27, 2009

SDN 13 Gunung Keruing Batu Ampar


perjalanan hidup seorang memang tak bisa lepas dari yang namanya Takdir, manusia punya rencana tapi tuhan pula yang menentukan, pengalaman selama 3 tahun mengajar di Sekolah Tunas Bangsa membuat saya tegar menjalani hari-hari baru saya di Sebuah sekolah yang jauh dari yang namanya sempurna, terletak jauh di aliaran sungai tepatnya di pulau Batu Ampar, dari namanya saja terpikir bahwa letaknya jauh.. bayangkan batu yang terdampar, perjalanan 10 jam menggunakan motor air mengarungi lika-liku Sungai dari Kota Pontianak untuk menuju kedaerah tersebut, pemandangan hanya pepohonan bakau dan nipah dan sekali-sekali melihat rumah penduduk.
kehidupan di deaerah tersebut sangat berbeda jauh dari yang ada di kota Pontianak, pegunungan dan sungai merupakan pemandangan yang akan sering ditemui disana, kehidupan yang mayoritas nelayan dan pembuat kayu arang bakar merupakan mata pencarian mereka sehari-hari, kehidupan yang bertolak belakang pada masa 10 tahun yang lalu, dimana daerah ini merupankan daerah pabrik kayu terbesar yang ada di Kalbar, ketika kayu telah dilarang untuk ditebang secara liar maka tertutuplah mata pencarian mereka, pabrik-pabrik pada tutup, ribuan bahkan juataan orang menjadi pengangguan, maka yang tersisa disini hanya puing-puing sisa kejayaan pabrik.
Desa Batu Ampar sekarang sangat ironis sekali,l mulai dari listrik yang hanya hidup pada malam hari, kurangnya perhatian pemerintah terhadap infrastruktur bangunan dan jalan, membuat untuk bepergian sangat sulit dicapai dengan jalur transportasi darat, SDN 13 terletak dilereng bukit Batu Gajah Dan Gunung Keruing, yang ditempuh perjalan darat dari batu ampar sekitar 30 Menit, siswa yang bersekolah pun hanya menggunakan pakaian dan perlengkapan sekolah apa adanya, sangat berbeda jauh dengan di Tunas bangsa, alam desa yang tenang, keramahan penduduk dan masyarakat yang sangat menghormati seorang sosok guru membuat saya mudah beradaptasi sama lingkungan di sini, para pemuda-pemudi yang selalu mengajak saya bermain sepak bola di waktu sore hari membuat saya lebih merasa banyak teman, disini saya dapat belajar banyak hal tentang kehidupan dan kebesaran ciptaan sang maha pencipta...
Hidup dengan udara desa, Serta dirumah yang mayoritas tetangga juga guru-guru yang ditugas jkan disana membuat saya bisa berbagi cerita, pengalaman bahkan tempat untuk belajar pengalaman untuk menjadi yang lebih baik,hidup dilalui serba sendiri mulai dari masak,tidur, mencuci dan lain-lainnya dilakukan sendiri tanpa ada batuan dari siapapun.
walaupun hal itu berat tapi saya patut bersukur dapat membahagiakan banyak orang disini bisa berbagi ilmu, berbagi pengalaman hingga membuat saya lebih yakin untuk melangkah menggapai cita-cita saya.
tuhan beri saya kekuatan untuk menghadapi semua ini karena saya yakin pasti ada hikmah di balik suatu peristiwa yang telah engkau takdirkan kepada seluruh umat manusia.